Selasa, 20 Agustus 2013

Ukuran – ukuran Panggul dan Kepala Janin

Pada tiap persalinan harus diperhatikan 3 faktor yaitu jalan lahir, janin dan kekuatan yang ada pada ibu. Jalan lahir dibagi atas bagian tulang terdiri atas tulang – tulang panggul dengan sendi nya (artikulasio), dan bagian lunak terdiri atas otot – otot, jaringan – jaringan dan ligamen.  Kepala janin merupakan bagian yang paling besar dan keras dari pada bagian janin yang lain yang akan dilahirkan. Janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan dengan besarnya dan posisi kepala tersebut. Agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.

Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggil hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam, sudut arcus pubis cukup luas.
Ukuran – ukuran Panggul Dalam dan Luar
I. Bagian keras:  tulang-tulang panggul
II. Bagian lunak : otot,jaringan,dan  ligamen
Tulang panggul terdiri atas 4 buah  tulang
·         2 tulang pangkal paha (os coxae)
·         1 tulang klangkang (os sacrum)
·         tulang tungging (os coccygis)




Pintu Atas Panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, sayap sacrum, linea innominata, ramus superior ossis pubis dan pinggir atas symphisis.

  • Conjugata vera (ukuran muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah symphisis ke promontorium) ialah  11 cm.
  • Diameter transversa (ukuran melintang yaitu antara linea innominta kanan dan kiri) 12,5-13 cm.
  • Diameter oblique ( Ukuran serong dari articulatio sacro iliaca ke tuberculum pubicum dari belahan panggul yang bertentangan ) 13 cm.


Pada persalinan ujung tulang dapat ditolak sedikit kebelakang sehingga PBP bertambah besar Empat bidang panggul
1.  Pintu atas panggul
    ·   Pinggir atas symphisis ke promontorium.
    ·   Jarak terjauh garis melintang PAP
    ·   Garis dari articulatio sacro iliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa, konjugata vera diteruskan ke linea innominata.
    ·    Konjugata Diagonalis 12 – 13 cm
2.  Bidang luas panggul
    ·    Antara pertengahan symphisis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III.
    ·   Terdapat 2 ukuran :
    a.  Ukuran muka belakang 12,75 cm
    b. Ukuran melintang 12,5 cm
 3.  Bidang sempit panggul
    ·   Antara setinggi pinggir bawah symphisis, kedua spina ichiadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di ujung sacrum.
    ·  Terdapat 3 ukuran :
       a.  Ukuran muka belakang 11,5 cm
       b. Ukuran melintang 10 cm
       c. Diameter sagitalis posterior: dari sacrum ke pertengahan antara spina ischiadica 5 cm
 4.  Pintu bawah panggul
  • Terdiri dari 2 segitiga dasar yang sama : garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan.
  • Segitiga depan, arcus pubis, pincak dari segitiga belakang adalah ujung os sacrum, sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan kanan.
  • Terdapat 3 ukuran :

a.   Ukuran muka belakang 11,5 cm, dari pinggir bawah symphisis pubis ke ujung sacrum.
b.   Ukuran melintang 10,5 cm, antara tuber ischiadikum kiri dan kanan sebelah dalam.
c.    Diameter sagitalis posterior 7,5 cm, dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang




UKURAN  PANGGUL LUAR

 


    • Distansia Spinarum  (Jarak antara spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra ). 24 – 26 cm.
    • Distansia Cristarum  ( Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada Crista iliaka sinistra  dan dekstra) 28-30cm.
    • Distansia Oblique Eksterna ( Jarak antara spina iliaka posterior kiri dan spina iliaka anterior superior kanan dan dari spina iliaka posterior kanan ke spina iliaka anterior superior kiri). Bila tidak normal ukuran keduanya beda.
    • Distansia Intertrokanterika ( Jarak antara kedua trochanter mayor)
    • Distansia Boudeluque ( Jarak antara bagian atas symphisis ke lumbal 5 ) 18 – 20 cm.
    • Distansia Tuberum ( Jarak antara tuber ischii kanan dan kiri)

    Ukuran – ukuran Kepala Janin
    Kepala janin Merupakan bagian tubuh yang paling besar dan paling keras yang akan dilahirkan.
    Besar dan posisi kepala janin akan sangat menentukan dan mempengaruhi jalannya persalinan.
    Trauma pada kepala bayi selama persalinan dapat mempengaruhi kehidupannya : hidup sempurna, cacat, atau
     meninggal. Kepala secara garis besar dapat dibagi menjadi tulang-tulang tengkorak (kranium), tulang-tulang dasar tengkorak (basis kranii) dan tulang-tulang muka. Tulang tengkorak (kranium) bayi paling menentukan keberhasilan proses persalinan pervaginam, karena daerahnya relatif paling luas dan mengalami kontak langsung dengan jalan lahir.
    Ukuran-ukuran diameter kepala bayi yang menentukan di antaranya :
    1.   Presentasi Belakang Kepala, Kepala melewati vulva dengan diameter sub mentobregmantika ( 9,5 cm ).
    2.   Presentasi Puncak Kepala, Diameter yang berperan Diameter Oksipito Frontalis ( ±11,5cm).
    3.   Presentasi Dahi, Diameter Oksipitomentalis ( ±13 cm).
    4.   Presentasi Muka, Diameter Submentobregmantika ( 9,5 cm).
    5.   Diameter Biparietalis, Ukuran lintang antara os parietal kanan / kiri.
    6.   Diameter Bitemporalis, Ukuran lintang terkecil antara 2 temporalis (±8cm)

    Ukuran-ukuran sirkumferensia / lingkar kepala bayi :
    1.   Sirkumferensia Suboksipito-bregmatika  ( 32 cm)
    2.   Sirkumferensia Oksipito-frontalis ( 34 cm)
    3.   Sirkumferensia Mento  oksipitalis ( 35 cm)
    4.  Sirkumferensia  Submento-bregmatikus ( 32 cm)
 


Bidang Hodge
Hodge, menemukan bidang-bidang lain dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurun kepala pada panggul yang dikenal dengan Bidang Hodge. Beliau juga mengajarkan pelajaran kebidanan tentang letak verteks/letak belakang kepala, mekanisme letak sungsang, pemasangan forsep, dan mengubah letak kepala dengan tangan sebelum memasang cunam.




Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:

1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium.

2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah symphisis.

3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.

4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os koksigeus.

Sutura

Sutura adalah batas antara 2 tulang, sedangkan fontanella merupakan antara sudut – sudut tulang terdapat ruang ditutup dengan membran.

Beberapa sutura pada tengkorak :

  • Sutura Sagitalis Superior, yang menghubungkan kedua ossis parietalis kiri dan kanan
  • Sutura Koronaria, yang menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
  • Sutura Lamboidea , yang menghubungkan os parietalis dengan os oksipitalis
  • Sutura Frontalis, yang menghubungkan kedua ossis frontalis.

Terdapat 2 fontanella ( Ubun – ubun) yaitu :

  • Fontanella Minor ( Ubun-ubun Kecil), berbentuk segitiga, dan terdapat ditempat sutura sagitalis superior bersilang dengan sutura lamboidea.
  • Fontanella Mayor (Ubun-ubun Besar), berbentuk segiempat panjang, terdapat ditempat sutura sagitalis superior dan sutura frontalis bersilang dengan sutura koronaria.

Molase Kepala  Janin

                    Adalah perubahan bentuk kepala sebagai akibat penumpukan tulang tengkorak yang saling overlapping satu sama lain karena belum menyatu dengan kokoh dan memungkinkan terjadinya pergeseran sepanjang garis sambungnya. Molase (Molding) melibatkan seluruh tengkorak kepala, dan merupakan hasil dari tekanan yang dikenakan atas kepala janin oleh struktur jalan lahir ibu. Sampai batas-batas tertentu, molase akan memungkinkan diameter yang lebih besar bisa menjadi lebih kecil dan dengan demikian bisa sesuai melalui panggul ibu.

                    Molase  ( penyusupan ) adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan bagian atas panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup / tumpang tindih menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul ( Chepalo Pelvic Disproportion ) CPD.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, temuan  dicatat pada partograf dengan lambang :
0  :   Tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dipalpasi.
1  :   Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih, tetapi masih dapat dipisahkan.
2  :   Tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
3  :   Tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

Sumber Pustaka
  • Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.. 
  • Saifudin, A.B, 2001. Buku Acuan Nasional, pelayanan kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
  • Varney, Helen. 1999. Varney’s Midwifery. 3rd Edition. Sudbury Massachusetts : Jones Bartlett


Senin, 12 Agustus 2013

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada ibu dalam Masa Persalinan


Serangkaian peristiwa kompleks terjadi pada ibu melahirkan. Ibu memiliki beberapa keadaan, yaitu keadaan tidak hamil, hamil dan setelah melahirkan. Sebagai seorang Bidan, seyogyanya lebih memahami dan mengenal terlebih dahulu tentang persalinan.
Persalinan adalah proses fisiologis yang dialami oleh seorang wanita dalam masa akhir kehamilannya yang diikuti oleh perubahan fisiologis dan psikologis yang akan dialami oleh ibu bersalin. Dalam menurunkan AKI (Angka Kematian Ibu) dibutuhkan pen olong persalinan yang termapil dan mampu memberikan asuhan persalinan kepada ibu bersalin secara komprehensif. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan.

Pengertian Persalinan
Definisi Persalinan :
·         Persalinan Adalah proses dari pengeluaran janin dan placenta.
·         Persalinan Normal adalah proses pengeluaran janin cukup bulan, presentasi belakang kepala masuk melalui jalan lahir sesuai kurva partograf normal dan lahir secara sp;ontan serta tidak terdapat komplikasi pada ibu dan bayi, usia kehamilan normal 37 – 42 minggu, BB 2500 – 4000 gram.
Klasifikasi Persalinan :
1.         Persalinan Normal
          Adalah suatu proses lahirnya bayi cukup bulan, letak belakang kepala, dan masuk melalui jalan lahir sesuai kurva partograf normal serta lahir secara spontan, dengan kekuatan ibu sendiri.
2.       Persalinan Buatan
          Adalah proses persalinan dibantu tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan operasi sectio caesarea.
3.       Persalinan Anjuran
          Adalah proses persalinan tidak mulai dengan sendirinya tapi berlangsung karena induksi persalinan.
4.        Persalinan Percobaan
          Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya CPD.
Misalnya kepala belum turun pada primi dengan majunya pembukaan tapi kepala tidak turun.
5.       Partus Prepisitatus
          Adalah partus yang berlangsung dengan cepat.
Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
1.         Melindungi keselamatan ibu dan BBL.
2.       Memberi dukungan pada persalinan normal, mendeteksi, menatalaksana komplikasi tepat waktu.
3.       Memberi dukungan terhadap kebutuhan  ibu dan keluarga.
Tujuan Asuhan Persalinan Normal :
1.         Meningkatkan kelangsungan hidup dan KIA.
2.       Mengurangi intervensi.
3.       Meningkatkan keamanan dan kualitas layanan.
Penolong yang Terampil
1.         Profesional
Harus menguasai skill dan kompeten serta melakukan sesuai dengan langkah – langkah sesuai dengan prosedur dan sering dilakukan.
2.       Memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk :
-          Menatalaksana persalinan, kelahiran dan nifas.
-          Mengenali komplikasi
-          Mendiagnosa, menatalaksana dan merujuk.

3.       Dapat melakukan semua intervensi dasar kebidanan, kesiapan menghadapi kelahiran dan komplikasi :
a.        Bagi Ibu dan Keluarga.
-          Mengenali tanda dan bahaya
-          Merencanakan penatalaksanaan komplikasi
-          Menghemat uang dan mengakses dana
-          Mengatur transportasi (rute)
-          Merencanakan tempat persalinan
-          Memilih pemberi asuhan
-          Mengikuti instruksi untuk asuhan diri sendiri

6      Tanda Bahaya Kehamilan :
Ø Perdarahan pervaginam
Ø Nyeri kepala hebat
Ø Oedema pada muka dan tangan
Ø Nyeri uku hati dan abdomen
Ø Peegerakan bayi kurang dirasakan oleh ibu
Ø Penglihatan kabur (tanda impending eklampsi)

b.        Bagi Pemberi Asuhan.
-          Mendiagnosa, menatalaksana masalah dan komplikasi sesuai prosedur dan tepat waktu.
-          Rujukan : 3T
Ø Terlambat mendeteksi baik ditingkat keluarga maupun tenaga kesehatan serta terlambat mengambil keputusan.
Ø Terlambat transportasi.
Ø Terlambat mendapat tindakan di tempat pelayanan kesehatan.
-          Konsultasi tentang proses persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi.
-          Penkes pada masyarakat .
-          Mengenali dan merespon tanda bahaya.
-          Merencanakan siapa pengambil keputusan disaat darurat.
-          Merencanakan tabulin.
-          Merencanakan donor darah.
Sebab – sebab Mulainya Persalinan
Secara pasti belum diketahui namun ada teori – teori tentang mulainya persalinan.
§  Penurunan Hormon ( Estrogen dan Progesteron Menurun)
Fungsi progesteron adalah merelaksasi otot-otot polos miometrium. Selama hormon diproduksi oleh placenta maka uterus akan berelaksasi.
§  Placenta Menjadi Tua ( Placenta mengalami Degenerasi)
1 – 2 minggu sebelum persalinan placenta mengalami degenerasi sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga tidak ada yang merelaksasi otot polos dan timbul kontraksi.
§  Distensi Rahim
        Rahim yang membesar semakin teregang sehingga terjadi ischemia yaitu kekurangan O2 maka akan timbul kontraksi sehingga menyebabkan gangguan aliran darah utero placenter.
§  Iritasi Mekanik
        Dengan penurunan kepala, dekat sacrum terdapat saraf (Fleksus Frankenhauser) tertekan sehingga timbul kontraksi.
§  Induksi Partus ( Harus dirangsang)
Tahapan Persalinan
• Kala I
Disebut juga kala pembukaan dimana serviks membuka dari 0 cm sampai pembukaan lengkap. Proses ini berlangsung kurang lebih 18- 24 jam, yang terbagi dalam 2 fase, yaitu :
a.     Fase laten ( 8 jam ) dari pembukaan < 4 cm, Dilatasi serviks perlahan.
b.     Fase aktif ( Tidak lebih dari 6 jam ) dari pembukaan 4 cm sampai pembukan 10 cm, His kuat dan dilatasi lebih cepat.
·      Fase akselerasi : pembukaan 3 cm menjadi 4 dalam waktu 2 jam
·      Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
·      Fase deselerasi : pembukaan 9 cm menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam

• Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan teratur kurang lebih 2-3 menit sekali. Ibu mulai merasakan adanya tekanan pada anus sehingga timbul perasaan ingin mengedan. Kemudian perineum mulai menonjol dan vulva mulai membuka. Dengan kekuatan his dan mengedan yang maksimal maka bayi dapat dilahirkan.
• Kala III 
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Management aktif kala III yaitu  Pemberian ocytosinMassage fundus uteri, PTT (Peregangan Tali Pusat Terkendali ). Tanda pelepasan plasenta semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, perubahan ukuran dan bentuk uterus. Keuntungan management aktif kala III  Kala III meningkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian retensio plasenta.

• Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Observasi yang harus dilakukan pada kala ini adalah tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan.

Tanda – tanda Persalinan
Diagnosa Inpartu :
1.   His teratur : Frekuensi min 2 x / 10 menit, lama 20 – 40 “
2. Efficement dan Dilatasi
Efficement (Ef) adalah pendataran dinilai dari panjangnya serviks secara anatomi = 4 cm, dinilai dari sisa panjang portio.
1 cm = Ef 100 %                  2 cm = Ef  75 %
3 cm = Ef  50 %                 4 cm = Ef  25 %
Ø  Primi : Efficement dulu pada awal persalinan baru dilatasi.
Ø  Multi : Efficement dan dilatasi bersamaan, pada akhir kehamilan terjadi pendataran.
3. Blood Slym
4. Uterus Mengeras saat kontraksi
 

Welcome Blog Bidan Cantik © 2008. Design By: Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates