Jumat, 29 November 2013

Leopold


Gambar Pemeriksaan Leopold

Leopold 1


Leopold 2


Leopold 3


Leopold  4

 

Mekanisme Persalinan Letak Sungsang



Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:
Tipe dari presentasi bokong:

  1. Presentasi bokong (frank breech)

  1. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

  1. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)
  • Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.
  • Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.

  • Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
  • Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.
  • Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
  • Jika bokong tidak mengalami kemajuan selama kontraksi berikutnya, episiotomi dapat dilakukan dan bokong dilahirkan dengan traksi ke bawah perut.
  • Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.
  • Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
  • Jika kaki janin telah keluar, penolong dapat menyusupkan tangan sepanjang kaki anterior dan melahirkan kaki dengan flexi dan abduksi sehingga bagian badan lainnya dapat dilahirkan.
  • Bahu janin mencapai pelvic 'gutter' (jalan sempit) dan melakukan putar paksi dalam sehingga diameter biacromion terdapat pada diameter anteroposterior diameter pelvic bagian luar.
  • Secara simultan, bokong melakukan rotasi anterior 90o. Kepala janin kemudian masuk ke tepi pelvik, sutura sagitalis berada pada tepi diameter transversal.
    Penurunan ke dalam pelvic terjadi dengan flexi dari kepala.
(Professor Jeremy Oats and Professor Suzanne Abraham, 2005)

Sabtu, 23 November 2013

Cara Deteksi Dini Komplikasi Pada Nifas dan Penanganan nya



Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat genitalia pada waktu persalinan dan nifas.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
a.    PERDARAHAN PERVAGINAM
 Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai defenisi ini :
o   Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di lantai.
o   Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
o   Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Ø  Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
Ø  Pendarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di 2 jam pertama. Kalau terjadi pendarahan maka tinggi rahim akan bertambah naik, tekanan darah menurun, denyut nadi ibu menjadi cepat.
1). Klasifikasi klinis
Ø Pendarahan pasca persalinan primer yakni pendarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab: atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir.
Ø Perdarahn pasca persalinan skunder, yakni pendarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
Ø Penyebab: robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.

2). Etiologi dan  faktor  perdisposisi
Penyebab pendarahan pasca salin ada beberapa sebab antara lain:
Ø  Atonia uteri (> 75%), atau uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).
Ø  Robekan (laserasi, luka)  jalan lahir atau robekan yang terjadi pada jaln lahir bisa di sebabkan oleh robekan
Ø  Spontan atau memang sengaja di lakukan episiotomi, robekan jalan lahir dapat terjadi ditempat:Robekan serviks, perlukaan vagina, perlukaan perineum.
Ø  Retensio plasenta dan sisa plasenta (plasenta tertahan di dalam rahim baik sebagian atau seluruhnya)
Ø  Inversio uterus (uterus keluar dari rahim)
Ø  Gangguan pembekuan darah (koagulopati)

3).  Penanganan umum
Ø  Hentikan pendarahan
Ø  Cegah atau atasi syok
Ø  Ganti darah yang hilang: diberi infus cairan ( larutan garam fisiologis, dan sebagainya, kalau perlu oksigen ).

b.       INFEKSI MASA NIFAS
                Infeksi nifas merupakan masuknya bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan. Kenaikan suhu sampai 38 derajat serius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
v  Etiologi
Organisme pada bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah:
-          Kuman anaerob : kokus gram positif (pespoptreptokok, peptokok, bakteriodes & clostridium)
-          Kuman aerob : gram positif & E coli.
v  Faktor perdisposisi
-          Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
-          Partus lama dengan ketuban pecah lama
-          Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
-          Teknik aseptik yang tidak baik dan benar
-          Pemeriksaan vagina selama persalinan
-          Manipulasi intra uterus
-          Trauma/luka terbuka
-          Hematom & hemoragi(darah hilang lebih dari 1000ml)
-          Perawatan perineum yang tidak tepat
-          Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual yang tidak ditangani

v  Patofisiologi
-             Setelah  kala III daerah bekas insersio plasenta merupakan  sebuah luka dengan diameter 4 cm. Permukaannya tidak rata berbenjol-benjol terkena banyaknya vena yang di tutupi trombus.
-             Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman & masuknya jenis yang patogen dalam tubuh wanita.
-             Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan, demikian vulva, vagina & perineum, yang merupakan tempat masuknya kuman patogen.
v  Infeksi Masa Nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks & endometrium
Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena, melalui jalan limfe & melalui permukaan endometrium.
Tanda & Gejala
Infeksi akut di tandai dengan demam, sakit di daerah infeksi berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbrntuk:
-          Infeksi lokal
Pembengkakn luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaranlochia bercampur nanah, temperatur badan meningkat.
-       Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, tekanan darah menurun, pernafasan meningkat dan terasa sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
v  Faktor Perdisposisi terjadinya infeksi yaitu:
-             Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar
-             Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
-             Ketuban pecah dini
-             Keadaan umum yang menurun
v  Pencegahan
a)      Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea keluar dengan lancar
b)     Perlukaan dirawat dengan baik
c)      Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi infeksi nosokomial.

c.       SAKIT KEPALA NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur. Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi
Penanganan :
o   Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah, pernafasan.
o   Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu dan jika pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter per menit.
o   Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.

d.       PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTERMITAS
v  Periksa adanya varises
v  Periksa kemerahan pada betis
v  Periksa apakah tulang kering,pergelangan kaki, kaki oedema (perhatikan adanya oedema pitting)
e.       DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH
v  Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur E. Coli memiliki pili yang meningkatkan virulensinya .
v  Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan air yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih.

f.        PAYUDARA YANG BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS, dan TERASA SAKIT.
Payudara bengkak yang tidak disusui secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak. B.H yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusu dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.
Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala :
• Bengkak, nyeri seluruh payudara/ nyeri lokal.
• Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
• Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol)
• Panas badan dan rasa sakit umum.
Pencegahan :
1.       Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan yang benar
2.       Menyusui bayi tanpa jadwal (  on demand )
3.       Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4.       Jangan memberikan minuman lain pada bayi sebelum bayi umur 6 bulan
5.       Lakukan perawatan payudara ( Berast Care )
Penatalaksanaan :
Ø   Menyusui diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena edema dan sesering mungkin, agar payudara kosong kemudian pada payudara yang normal.
Ø   Berilah kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
Ø   Ubahlah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau posisi memegang bola (football position)
Ø   Pakailah baju B. H yang longgar
Ø   Istirahat yang cukup , makanan yang bergizi
Ø   Banyak minum sekitar 2 liter per hari 
Ø   Dengan cara-cara seperti tersebut di atas biasanya peradangan akan menghilang setelah 48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi apabila dengan cara-cara seperti tersebut di atas tidaka da perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan antibiotik selama 5-10 hari dan analgesia.

g.       KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA
Sesudah anak lahir, ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas memberikan minuman atau makanan untuk ibu yang bersifat ringan. Biasanya ibu tidak ingin makan sampai kehilangan nafsu makan disebabkan adanya kelelahan yang amat berat sehingga nafsu makan pun tergangggu. Kelelahan yang sangat berat inilah yang mengganggu nafsu makan ibu pada nifas. Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaan kembali.
Penyebab Hilangnya nafsu makan ibu :
1.       Post Partum blues
2.       Kurangnya dukungan keluarga ( terutama suami )
3.       Ibu mengidap suatu penyakit dalam pencernaan atau anggota tubuh
4.       Keadaan ekonomi yang tidak mendukung
5.       Kurang istirahat
Penatalaksanaan :
Ø  Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri
Ø  Anjurkan ibu untuk makan makanan yang segar dan bervariasi setiap hari yaitu :
-          Makanan yang mengandung sumber protein nabati dan hewani seperti : daging, telur, kacang-kacangan, ayam, dll
-          Makanan sumber karbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, ubi, dll
-          Sayuran, seperti : bayam, kangkung,dll dan buah –buahan seperti jeruk, pisang, papaya, dll
Ø  Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tapi sering
Ø  Anjurkan ibu untuk minum tablet tambah darah

h.       RASA SAKIT, MERAH, LUNAK dan PEMBENGKAKAN DI KAKI
v  Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pain ( mules – mules ) disebabkan kontraksi Rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat pengurang rasa sakit.
v  Kemerahan
Kemerahan pada ibu nifas disebabkan karena pada ibu nifas terbentuk thrombus ( munculnya ) vena – vena kecil yang mengalami pengembangan. Selain itu, vena – vena juga mengalami dilatasi ( pembukaan ) sehingga sering terjadinya pembengkakan tersebut, maka akan tampak kaki kemerah-merahan serta lunak dan menimbulkan sedikit rasa sakit pada kaki, atau disebabkan pada saat persalinan, kandung kemih tidak dikosongkan sehingga cairan tersebut turun kebagian lateral / kaki.
v  Nyeri tekan
Selama masa nifas , dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi dan mungkin lebih sering mengalaminya. Rasa sakit yang berlebihan pada masa nifas berkemungkinan besar jika pada masa kehamilan ibu juga mengalaminya.
Factor Predisposisi, yaitu :
1.       Obesitas
2.       Peningkatan umur ibu dan tingginya paritas
3.       Riwayat sebelumnya
4.       Anastesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada pembuluh vena
5.       Anemia Maternal
6.       Hipotermi , penyakit jantung
7.       Endometritis
8.       Varicositis
Tanda – tanda dan gejala yang timbul :
a.       Timbul secara akut
b.       Timbul rasa nyeri akibat tertekan ( nyeri tekan permukaan )
v  Pembengkakan pada kaki
Kaki bengkak ( ankle edema ) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang disebabkan penumpukan cairan pada kaki tersebut. Factor yang berperan adalah kadar protein ( albumin ) dalam darah rendah, fungsi pompa jantung menurun, sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis, posisi tungkai terlalu lama tergantung.

i.         MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI
Pada minggu – minggu awal setelah persalinan, ibi post partum cenderung akan mengalami perasaan – perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih, atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

Penanganan :
-          Posisi tidur yang baik
-          Menganjurkan ibu untuk senam nifas akan mencegah pembengkan pada kaki
-          Memberikan dukungan emosional kepada ibu serta keluarganya

Sumber Pustaka
·         Seller P. 1993. Midwifery Vol. I
·         V Ruth Bennet dan Linda. 1999. Myles Textbook For Midwifery.
·         Varney .2007. Varney’s Midwifves.
·         Pusdiknakes. WHO, JIHPIEGO. 2001. Buku IV Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas;
·          Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
·         Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
·         Anggraini, Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas
 

Welcome Blog Bidan Cantik © 2008. Design By: Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates