Bentuk Komunikasi
1.
Komunikasi Massa
a.
Pengertian
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi
umum bukan pribadi. Pesan yang disampaikan ditujukan pada khalayak/semua orang.
Bentuk komunikasi ini menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi ini ditujukan
kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media
surat kabar, media TV, radio, dan sebagainya.
Komunikasi massa ialah
komunikasi melalui media masa modern yang meliputi surat kabar, siaran radio
dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media melakukan
komunikasi massa ini kebih sukar dibanding komunikasi antar pribadi.
Melakukan komunikasi
massa lebih sukar bila dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi. Komunikasi
massa yang berhasil adalah komunikasi kontak pribadi dengan pribadi yang
diulang ribuan kali secara serentak.
Dalam komunikasi massa,
ada dua tugas komunikator agar pesan yang disampaikan diterima komunikan, yaitu
apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana harus menyampaikan.
b.
Bentuk
Salah satu contoh bentuk
komunikasi massa adalah informasi dari
Kementrian Kesehatan tentang program Jampersal yang ditayangkan di televisi.
c.
Ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa mempunyai
ciri-cirisebagai berikut :
-
Bersifat
tidak langsung, harus melalui suatu media teknis seperti televisi, radio, dll.
-
Bersifat
satu arah, dimana tidak ada interaksi antara komunikator dengan komunikan
-
Bersifat
terbuka, siapa saja dapat menjadi komunikan.
-
Secara
geografis komunikannya tersebar.
d.
Karakteristik
Karakteristik
Komunikasi Massa :
o Bersifat
umum (terbuka untuk semua orang).
o Heterogen.
o Menimbulkan
keserempakan (serempak kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dan dalam keadaan
terpisah).
o Hubungan
komunikator-komunikan bersifat non pribadi.
e.
Model
Model Komunikasi Massa :
-
Model
jarum hipodermik artinya komunikasi massa menimbulkan efek yang kuat, terarah,
segera, dan langsung.
-
Model
komunikasi satu tahap yaitu saluran komunikasi massa langsung ke massa
komunikan tanpa melalui orang lain, meskipun pesan tidak mencapai dan tidak menimbulkan
efek yang sama bagi komunikan.
-
Model
komunikasi dua tahap yaitu ide atau pesan dari radio atau surat kabar diterima pemuka
pendapat, baru disampaikan ke penduduk/ pengikut.
-
Model
komunikasi tahap ganda yaitu gabungan dari beberapa model yang lain
2.
Komunikasi Interpersonal
a.
Pengertian
Komunikasi interpersonal atau komunikasi
antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang melalui kontak langsung dalam bentuk
percakapan atau bisa disebut dengan komunikasi dialog. Penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lain bersifat dua arah, secara verbal atau non verbal,
misalnya antara bidan dengan kliennya. Komunikasi antar pribadi akan berhasil
bila ada emphaty dan dukungan komunikasi, baik verbal maupun non verbal.
Komunikasi
interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih secara tatap muk. Menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal
adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau
diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan
balik seketika.
b.
Bentuk
Komunikasi
interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu komunkasi diadik dan komunikasi
triadik.
1)
Komunikasi
diadik
Komunikasi diadik
merupakan bentuk komunikasi interpersonal yang mana antara komunikator dan
komunikan berada dalam situasi tatap muka, bisa dalam bentuk percakapan,
dialog, atau wawancara. Bentuk dialog biasanya
dilakukan dalam situasi yang lebih intim, akrab, dan personal, sedangkan bentuk wawancara sifatnya
lebih serius.
2)
Komunikasi
triadik
Bentuk komunikasi triadic adalah bentuk komunikasi yang
pelakuknya lebih dari dua orang,
biasanya satu komunikator dan dua komunikan. Komunikasi triadik dilakukan
secara dialogis sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang intens antara
komunikator dan komunikan.
Ada tiga bentuk perilaku dalam komunikasi interpersonal,
yaitu:
a)
Perilaku spontan, yaitu perilaku yang
dilakukan berdasarkan desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi
secara kognisi.
b)
Perilaku
menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasarkan kebiasaan. Perilaku itu khas dilakukan
pada suatu keadaan misalnya mengucapkan salam selamat pagi atau selamat malam.
c) Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih
berdasarkan situasi yang ada.
c.
Ciri Komunikasi Interpersonal
-
Arus pesan dua arah
Komunikasi interpersonal
menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar, sehingga
memicu terjadinya pola penyebaran pesan mengikuti arus dua arah. Artinya
komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber
pesan, dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya. Arus
pesan secara dua arah ini berlangsung secara berkelanjutan.
-
Suasana informal
Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana
nonformal. Dengan demikian, apabila komunikasi itu berlangsung antara para
pejabat disebuah instansi, maka para pelaku komunikasi itu tidak secara kaku berpegang
pada hirarki jabatan dan prosedur birokrasi, namun lebih memilih pendekatan
secara individu yang bersifat pertemanan. Relevan dengan suasana nonformal
tersebut, pesan yanng dikomunikasikan biasanya bersifat lisan, bukan tertulis.
Di samping itu, forum komunikasi yang dipilih biasanya juga cenderung bersifat
nonformal, seperti percakapan intim dan lobi, bukan forum formal seperti rapat.
-
Umpan balik segera
Oleh karena komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan
para pelaku komunikasi secara bertatap muka, maka umpan balik dapat diketahui
dengan segera. Seorang komunikator dapat segera memperoleh balikan atas pesan
yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal. Ambil
contoh, seorang komunikator bermaksud untuk menawarkan gagasan kepada
komunikan, apakah komunikan menerima tawaran tersebut atau tidak, dapat
diketahui dengan segera melalui respon verbal maupun nonverbal. Respon verbal
berarti dari jawaban yang berupa kata-kata: setuju, tidak setuju, pikir-pikir,
dan sebagainya. Sementara itu respon verbal dapat ditangkap melalui gelengan
atau anggukan kepala, pandangan mata, raut muka, dan sebagainya.
-
Peserta komunikasi berada dalam
jarak dekat
Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi
antarindividu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat,
baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak yang dekat dalam arti
fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat
tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikkologis menunjukkan keintiman
hubungan antar individu.
-
Peserta komunikasi mengirim dan
menerima pesan secara simultan dan spontan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Untuk meningkatkan kefektifan komunikasi interpersonal,
peserta komunikasi dapat memberdayakan pemanfaatan kekuatan pesan verbal maupun
nonverbal secara simultan. Peserta komunikasi berupaya saling meyakinkan,
dengan mengoptimalkan penggunaan pesan verbal maupun nonverbal secara
bersamaan, saling mengisi, salling memperkuat sesuai tujuan komunikasi. Misalnya
untuk menegaskan bahwa seseorang merasa bahagia dengan pertemuan yang baru saja
terjadi, dapat diungkapkan secara verbal maupun nonverbal. Secara verbal
diungkapkan dengan ucapan atau kata-kata, seperti: senang sekali bertemu anda.
Sedangkan secara nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai isyarat: bersalaman,
berpelukan, tersenyum, dan sebagainya.
d.
Karakteristik
Menurut Judy C. Pearson
karakteristik dalam Komunikasi Interpersonal yaitu:
§
Komunikasi
Interpersonal dimulai dengan diri pribadi (self)
§
Komunikasi
Interpersonal bersifat transaksional
§
Komunikasi
Interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi
§
Komunikasi
Interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya
dalam proses berkomunikasi;
§
Komunikasi
Interpersonal tidak dapat diubah atau pun di ulang.
e.
Model
ü Interaksi intim, yang termasuk komunikasi ini
adalah komunikasi diantara teman-teman baik, anggota famili, dan orang-orang
yang sudah memiliki ikatan emosional yang kuat.
ü Percakapan sosial, yaitu interaksi komunikasi
untuk menyenangkan diantara orang-orang yang berkomunikasi secara sederhana.
Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam
organisasi.
ü Interogasi atau pemeriksaan, Interogasi atau
pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang
meminta atau bahkan menuntut informasi dari pada yang lain.
ü Wawancara, wawancara adalah satu bentuk
komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa
tanya jawab
3.
Komunikasi Intrapersonal
a.
Pengertian
Komunikasi intrapersonal
adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu yang berfungsi untuk menjaga
kesadaran akan kejadian di sekitarnya. Bentuk komunikasi ini terjadi karena
adanya pemberian arti dari komunikator terhadap suatu obyek yang diamati atau
tersirat dalam pikirannya yang membutuhkan jawaban sehingga ada proses
komunikasi dalam diri komunikator. Bidan dalam pengambilan keputusan biasanya
dihadapkan pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya, perlu pemikiran yang
bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.
Komunikasi intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam proses
simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima
pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi
yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses
psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness)
terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk
memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang
perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang
yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun objek.
b.
Bentuk
Bentuk komunikasi
intrapersonal sama dengan proses berpikir, yaitu ketika seseorang secara sadar
(sengaja) mengirimkan informasi pada dirinya untuk menganalisis sebuah situasi
dan mengambil sikap atau keputusan. Ketika kita ingin memecahkan suatu masalah,
membuat keputusan, ataupun mencari sebab dan akibat, kita akan berinteraksi
dengan diri kita sendiri apa yang baik, apa yang buruk, serta apa yang dapat
kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. komunikasi seseorang dengan
dirinya sendiri (communication with the
self).
-
Melamun / merenung
-
Bermimpi, terutama jenis mimpi
yang dinamakan "lucid dreaming“
-
Berbicara sendiri atau membaca suatu tulisan
dengan suara keras
-
Menulis (mengarang)
-
Membuat gerakan-gerakan ketika
sedang berpikir.
-
Sense-making,
contohnya, menafsirkan peta, gambar, simbol atau mencoba mengerti suatu rumus
matematika
-
Penafsiran komunikasi
non-verbal
-
Komunikasi diantara organ
tubuh.
c.
Ciri
·
Konsep
diri
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik sifat sosial, dan peran sosial.
·
Karakteristik
pribadi
Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki,
paling tidak dalam persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini
dapat bersifat fisik (laki-laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan,
gemuk, dsb) atau dapat juga mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam,
cakap, dungu, terpelajar, dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan
pengetahuan. Apabila pengetahuan seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri
seseorang itu baik pula. Sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu rendah
maka, konsep diri seseorang itu tidak baik pula.
·
Karakteristik
sosial
Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan
dalam hubungan kita dengan orang lain (ramah atau
ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau pendiam,
penuh perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini mempengaruhi peran
sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang lain dan
dalam masyarakat tertentu.
·
Peran
sosial
Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka
kita mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah,
istri, atau guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik,
atau agama. Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini mengacu pada
diri sebagai identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita
memiliki berbagai identitas diri yang berbeda (mutiple selves).
·
Identitas
diri yang berbeda
Identitas berbeda atatu multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam komunikasi antar pribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.
d.
Karakteristik
Karakteristik Komunikasi
Intrapersonal :
-
Berfokus
pengolahan informasi yang didapat seseorang dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi.
-
Terjadi
ketika seorang individu sedang dalam keadaan ragu, bingung.
-
Melibatkan
alat indera, karena didalam komunikasi intra personal akan terjadi proses
penyimpanan informasi dan pemberian makna terhadap apa yang terjadi dalam diri
seseorang
-
Dapat
memberikan perubahan didalam diri seseorang baik yang bersifat positif maupun
negatif
4.
Komunikasi Kelompok
a.
Pengertian
Komunikasi kelompok adalah komunikasi
antara komunikator dengan sejumlah orang yang jumlahanya lebih dari dua orang
atau kelompok. Ada dua jenis bentuk komunikasi kelompok, yaitu komunikasi dalam
kelompok kecil dan komunikasi dalam kelompok besar.
Komunikasi kelompok atau group
communication adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator
dengan sekelompok orang jumlahnya lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang
menjadi komunikan bisa sedikit atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil
maka disebut komunikasi kelompok kecil ( small group communication ),
dan jika jumlahnya banyak maka disebut komunikasi kelompok besar ( large
group communication ).
b.
Bentuk
Secara
teoritis, dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau kelompok besar
bukanlah jumlah anggota kelompok secara matematis tetapi berdasarkan kualitas
proses komunikasi.
Komunikasi
dalam kelompok kecil (small group
communication), yaitu komunikasi dengan tujuan untuk mencapai perubahan
pengetahuan dari komunikan. Jenis komunikasi ini berlangsung secara dialogis
(verbal) seperti ceramah, rapat, kuliah, diskusi, dll.
Komunikasi
dalam kelompok besar (large group
communication), yaitu komunikasi dengan tujuan untuk mengubah sikap dari
komunikan. Umumnya komunikan bersifat heterogen, dari jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, atau agama yang beragam. Contohnya adalah orasi di suatu tempat.
Komunikator dalam situasi ini disebut dengan orator.
c.
Ciri
Ciri
Komunikasi Kelompok :
·
Komunikasi berlangsung face to
face komunikasi, dan timbale balik.
·
Terlaksananya komunikasi atas
unsur prakarsa bersama.
·
Kajianya pada proses
berlangsungnya komunikasi dalam kelompok, diskriptif dan analisis.
·
Bentuknya terstruktur, permanen
dan emosional
·
Setiap aggota kelompok sadar
akan peranan, sasaran, uuran, serta identitas kelompok.
·
Situasinya hiterogen, dari
status social, pendidikan,usia, jenis kelamin dan sebagainya, sehingga sering
menimbulkan wabah mental yang menjalar dengan cepat
d.
Karakteristik
1)
Kepribadian
Kelompok
Dalam komunikasi kelompok, kelompok meilii kepribadian tersendiri. Berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. Anda dirumah dikenal pendiam, berbicara seperlunya saja. Namun setelah berada di dalam kelompok anda menjadi orang yang sukaberbicara, mencurahkan isi hati dengan penuh gairah
2)
Norma
Kelompok
Norma dalam kelompok mengidentifikasi anggota kelompok itu
berperilaku. Misalnya, tentang tata cara yang menurut pertimbangan elompok
adalah benar. Contoh: bagaimana para santri di pondok pesantren bergaul dan
berperilaku secara islam sesuai ajaran yang benar.
Tiap kelompok menerapkan system nilai. Norma kelompok ini
akan menjadi norma individu. Pengembangan norma dalam suatu kelompok
digunakan untuk mengatur perilaku kelompok. Norma ini berlaku bagi anggota
secara individu maupun keseluruhan.
Napier dan
Gershenfeld mengemukakan bahwa para anggota kelomok akan menerima norma
kelompok apabila:
-
Anggota
kelompok menginginkan kenggotaan yang kontinyu dalam kelompok
-
Pentingnya
keanggotaan kelompok
-
Kelompok
bersifat kohersif, yakni anggotanya berhubungan sangat erat, terikat satu sama
lain, dan kelompok dapat memenuhi kebutuhan anggota- anggotanya.
-
Keanggotaan
seseorang dalam suatu kelompok semakin penting
-
Pelanggaran
kelompok dihukum dengan reaksi negative dari kelompok.
3)
Kohesivitas
Kelompok
Kohesivitas merupakan kekuatan yang saling tarik menarik di
antara anggota- anggota kelompok. Ibaratnya sepiring nasi di antara butir-
butirannya saling elekat.
Factor- factor yang menentukan kohesivitas kelompok antara
lain:
-
Perilaku
normatif yang kuat ketika individu diidentifikasikan ke dalam kelompok
yang diikuti.
-
Lamanya
menjadi anggota kelompok.semakin lama seseorang menjadi anggota kelompok akan
memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi
4)
Pemenuhan
Tujuan
Individu
mempunyai tujuan parallel dengan tujuan kelompoknya. Oleh karena itu, anggota-
anggota kelompok berusaha untuk mencapai keberhasilan tujuan kelompok dan
menghindari kegagalan tujuan kelompok.
5)
Pergeseran
Resiko
Keputusan yang diambil
kelompok akan lebih besar mengandung resiko dari pada keputusan itu di ambil
oleh satu anggota kelompok. Hal ini disebabkan adanya penyebaran tanggung jawab
yang terjadi di dalam proses pengambilan keputusan kelompok. Tanggung jawab di
pikul bersama oleh anggota- anggota kelompok tersebut.
e.
Model
ü Kelompok
Primer dan Sekunder.
Bahwa
kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan
akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Seperti
keluarga, kawan sepermainan dan tetangga. Sedangkan kelompok sekunder adalah
kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal,
dan tidak menyentuh hati kita. Seperti organisasi massa, fakultas dan
sebagainya.
ü Kelompok
Keanggotaan dan Kelompok Rujukan.
Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan
fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap.
Menurut
teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif,
dan fungsi perspektif.
ü Kelompok
Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
Deskriptif
dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan
melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan
pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok
tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok
tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang
kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri
mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar
lebih banyak tentang dirinya.
Kelompok
preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok
dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel,
forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
ü Kelompok
ingroup dan outgroup
Kelompok ingroup adalah kelompok yang terikat, sedangkan kelompok outgroup adalah kelompok yang berada di luar mereka. Untuk mebedakan antara satu kelompok dengan yang lain mereka membuat batasan.
0 komentar:
Posting Komentar