a. Pengertian Komunikasi Interpersonal / Konseling (
KIP / Konseling )
- Komunikasi interpersonal : interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik verbal maupun non verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dgn individu atau antar individu dalam kelompok kecil.
- Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, baik secara verbal maupun nonverbal.
- Komunikasi Interpersonal adalah pertukaran informasi, perasaan atau pemikiran antar manusia (individu) secara tatap muka (face to face), invidu dengan individu (person to person), verbal non-verbal. Karena sifat dari interaksi adalah langsung dan segera, komunikasi interpersonal merupakan inti dari semua hubungan antar manusia (all human relation ships).
Konseling adalah proses
pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan
panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan
klinik, bertujuan Untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menemukan jalan keluar atau upaya mengatasi
masalah tersebut.
Konseling
adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi,
interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara konselor dengan konseli,
untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam lingkup pelayanan
kebidanan.
KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi
informasi dan perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari
keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan
Konseling kebidanan
adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi,
interaksi yang mendalam, dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan
konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam
ruang lingkup pelayanan kebidanan.
Tujuan Konseling
1) Meningkatkan penerimaan
informasi
Informasi yang benar , diskusi beas dengan cara mendengarkan ,
berbicara , dan komunikasi non- verbal meningkatkan penerimaan informasi
mengenai KB oleh klien.
2) Menjamin pilihan yang cocok
Menjamin petugas dan klien memilih cara terbaik yang sesuai dengan
keadaan kesehatan dan kondisi klien.
3) Menjamin Penggunaan yang efektif
Konseling efektif diperlukan agar klien mengetahui bagaimana
menggunakan KB dengan benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara
tersebut.
4) Menjamin kelangsungan yang lebih lama
Kelangsungan pemakaian cara KB akan lebih baik bila klien ikut
memilih cara tersebut , mengetahui cara kerjanya dan mengatasi efek sampingnya.
Perbedaan Konseling dan Nasehat
Konseling adalah
memberikan fakta-fakta sehingga klien dapat membuat keputusan sendiri, membuat
klien mau bertanya dan mendiskusikan masalah pribadinya yang tidak mungkin
dibicarakan dengan setiap orang lain.
Nasehat adalah
memberitahukan klien apa yang sebaiknya ia lakukan, menghakimi prilakunya
dimasa lalu dan kini.
Proses
Komunikasi Interpersonal
Proses
komunikasi interpersonal merupakan suatu proses dua arah, lingkaran interaktif
di mana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan
nonverbal. Kedua pihak menjadi pengirim maupun penerima pesan. Dalam prosesnya,
penerima pesan menafsirkan pesan dari pengirim pesan sebelumnya dan memberikan
tanggapan dengan pesan yang baru.
Model komunikasi interpersonal memfokuskan kepada diri
individu masing-masing dan pesan-pesan saling dipertukarkan. Tidak ada satu pun dari unsur yang ada berdiri
sendiri.
Langkah Dalam Konseling
Pendahuluan
Langkah pendahuluan atau Langkah pembuka merupakan
kegiatan menciptakan kontak, melengkapi data konseli untuk merumuskan penyebab
masalah, dan menetukan jalan keluar.
Bagian
Inti/Pokok
Bagian inti/pokok dalam konseling mencakup kegiatan
mencari jalan keluar, memilih salah satu jalan keluar yang tepat bagi konseli,
dan mealksanakan jalan keluar.
Bagian Akhir
Bagian akhir kegiatan konseling merupakan kegiatan
penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah
ini merupakan langkah penutupan dari pertemuan dan juga penetapan untuk
pertemuan berikutnya.
Berikut Langkah –
Langkah Dalam Konseling KB
Teknik Konseling Gallen
dan Leitenmaier,
1) Teknik konseling menurut Gallen dan Leitenmaier , lebih dikenal dengan GATHER yaitu :
G : GREET
Berikan salam , kenalkna diri dan buka komunikasi.
A : ASK
Tanya keluhan / kebutuhan pasien dan menilai apakah
keluhan/kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T : TELL
Beritahukan persolana pokok yang dihadapi pasien dari hasil tukar
informasi dan carikan upaya penyelasainnya.
H : HELP
Bantu klien memahami & menyelasaikan masalahnya
E: EXPLAIN
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan
mungkin dapat segera terlihat / diobservasi.
R :
REFER/RETURN VISIT
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang
sesuai. Buat jadwal kunjungan ulang.
2) Langkah konseling SATU TUJU
Langkah SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien.
SA : Sapa
dan Salam
a)
Sapa klien secara terbuka dan sopan
b)
Beri perhatian sepenuhnya , jaga privasi pasien
c)
Bangun percaya diri pasien
d)
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang
dapat diperolehnya.
T : Tanya
a)
Tanyakan informasi tentang dirinya
b)
Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
c)
Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan.
U : Uraikan
a)
Uraikan pada klien mengenai pilihannya
b)
Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta
jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu
a)
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya
b)
Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
a)
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya.
b)
Jelaskan bagaimana penggunaannya
c)
Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U :
Kunjungan Ulang
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau
permintaan kontrasepsi yang dibutuhkan.
Pendekatan KIP
Tiga pendekatan utama tentang pemikiran KAP
berdasarkan:
Bittner menerangkan
KIP berlangsung, bila pengirim
menyampaikan informasi
berupa kata-kata kepada penerima dengan
menggunakan medium suara manusia (human
voice).
Menurut Barnlund ciri-ciri mengenali KAP sebagai berikut:
- Bersifat spontan.
- Tidak berstruktur.
- Kebetulan.
- Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
- Identitas keanggotaan tidak jelas.
- Terjadi sambil lalu.
Hubungan Diadik
Hubungan diadik
mengartikan KIP sebagai komunikasi yang
berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Untuk
memahami perilaku
seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi
bersama.
Trenholm dan Jensen mendefinisikan
KIP sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini
adalah:
- Spontan dan informal.
- Saling menerima feedback secara maksimal.
- Partisipan berperan fleksibel.
Efektifitas KIP
Menurut Kumar , lima
ciri efektifitas KIP sebagai berikut:
- Keterbukaan (openess).
- Empati (empathy).
- Dukungan (supportiveness).
- Rasa positif (positiveness).
- Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh
dalam KIP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi
manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo
mengembangkan konsep empati
menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
- Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
- Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
- Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
- Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
- Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.
- Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.
- Kelayakan (decentering).
- Pengambilan peran (role taking).
- Empati komuniksi (empathic communication).
Kelayakan (decentering)
Bagaimana
individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang
dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan
peran (role taking)
Mengidentifikasikan
orang lain ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orang lain.
Tingkatan dalam pengambilan peran:
Tingkatan dalam pengambilan peran:
- Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.
- Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompok budaya.
- Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.
Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian,
persepsi atau proses
yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui
pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap
sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai
b. FAKTOR PENGHAMBAT KIP/K
Ø Factor
individual
Orientasi
cultural (keterikatan budaya) merupakan factor individual yang dibawa seseorang
dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan gabungan dari factor fisik
maupun kepekaan pancaindera (kemampuan untuk melihat dan mendengar), usia dan
jenis kelamin, sudut pandang atau nilai-nilai yang dianut, serta factor social
diantaranya sejarah keluarga dan relasi, jaringan social, peran dalam
masyarakat, status social dan peran social.
Ø Factor
yang berkaitan dengan interaksi
Meliputi
tujuan dan harapan terhadap komunikasi , sikap terhadap interaksii, serta
pembawaan diri seseorang terhadap orang lain seperti kehangatan, perhatian,
dukungan.
Ø Factor
situasional
Situasi
selama melakukan komunikasi sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi,
lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya merupaka situasi yang sangat mendukung,
begitu pula sebaliknya.
Ø Kompetensi
dalam melakukan percakapan
Agar
komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang
diharapkan, baik komunikator maupun komunikan perlu memilii kemampuan dan
kecakapan dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi yang harus
dipenuhi tersebut meliputi :
a. Empati (empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain
a. Empati (empathy) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertisn orang lain
b. Perspektif social adalah kecakapan
melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang diambil oleh orang yang kita ajak
komunikasi.
c. Kepekaan (sensivity) tehadap sesuatu
hal dalam KIP/K
d. Pengetahuan akan situasi pada saat
melakukan KIP/K
e. Memonitor diri adalah kemampuan
menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan komunikan.
f.
Kecakapan dalam tingkah laku antara lain keterlibatandalam berinteraksi
0 komentar:
Posting Komentar