Rabu, 04 September 2013

TANDA – TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN JANIN MASA KEHAMILAN MUDA



Kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi / penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda. Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada masa kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum maupun nyeri perut bagian bawah.

1.      Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.
a.       Abortus
Pengertian
1)   Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan ( Saifuddin, 2000).
2)   Abortus Spontan adalah abortus terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.
3)   Abortus buatan adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu dengan tujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. Terminology untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatus.
Jenis Abortus
1)      Abortus Imminens
Abortus yang mengancam, perdarahannya bias berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Beberapa resiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim. Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal-hal lain misalnya placenta sign yaitu perdarahan dari pembuluh –pembuluh darah sekitar placenta.
Dasar Diagnosis
a)   Anamnesis
-         Kram perut bagian bawah
-         Perdarahan sedikit dari jalan lahir
b)   . Pemeriksaan Dalam
-         Fluksus ada (sedikit)
-         Ostium uteri tertutup
-         Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
-         Uterus lunak
c)   . Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG menunjukan :
-         Buah kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
-         Meragukan
-         Buah kehamilan tidak baik, janin mati

2)      Abortus Insipiens
Abortus Insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. Kadang – kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati ng – kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan kontraindikasi.
Dasar diagnosis
a).  Anamnesis
-         Diserti nyeri  / kontraksi rahim
-         Perdarahan dari jalan lahir
b).  Pemeriksaan Dalam
-         Perdarahan sedang hingga banyak
-         Ostium uteri terbuka
-         Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
-         Buah kehamilan masih dalam rahim, belum terjadi ekspulsi hasil konsepsi
-         Ketuban utuh

3)      Abortus Incomplitus
Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu.  Serviks terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang di anggap sebagai benda asing. Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan  bias diberikan serviks akan menutup kembali. Bila perdarahan banyak akan terjadi syok.
Dasar  Diagnosis
a).  Anamnesis
-         Kram perut bagian bawah
-         Perdarahan banyak dari jalan lahir
b).  Periksa Dalam
-         Perdarahan sedang hingga banyak
-         Teraba sisa jaringan buah kehamilan
-         Ostium uteri terbuka
-         Ukuran uterus sesuai dengan usian kehamilan
4)      Abortus Complitus
Hasil konsepsin lahir dengan lengkap pada keadaan ini Curretage tidak perlu dilakukan. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat – lambatnya dalam 10 hari perdarahan akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai. Serviks dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah abortus masih ada perdarahan, abortus incomplitus atau endometritis pasca abortus harus diperkirakan.
Dasar Diagnosis
a).  Anamnesis
-     Nyeri perut bagian bawah sedikit / tidak ada
-     Perdarahan dari jalan lahir sedikit
b).  Pemeriksaan Dalam
-     Perdarahan bercak
-     Teraba sisa jaringan buah kehamilan
-     Ostium uteri tertutup, bila ostium uteri  terbuka teraba rongga uterus kosong
-     Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
5)      Abortus Tertunda ( Missed  Abortion)
Apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kadang – kadang ada perdarahan pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens. Selanjutnya, rahim tidak membesar bahkan mengecil karena absorpsi air ketuban dan maserasi janin. Abortus spontsn biasanya berakhir selambat – lambatnya 6 minggu setelah janin mati, kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali, janin akan lebih cepat dikeluarkan, namun sebaliknya jika kematian janin terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut, maka retensi janin akan berlangsung lebih lama.
Dasar Diagnosis
a).  Anamnesis
-   Buah dada kecil
-   Tanpa nyeri
-   Perdarahan bias ada / tidak
b).  Pemeriksaan Fisik
-   Hilangnya tanda kehamilan
-   Tidak ada bunyi jantung
-   Berat badan menurun
-   Fundus uteri lebih kecil dari umur kehamilan
c).  Pemeriksaan Penunjang
-   USG : tampak janin tidak utuh dan membentuk gambaran kompleks
-   Laboratorium : Hb, Trombosit, Fibrinogen, waktu arahan, waktu pembekuan dan waktu promtombin

6)      Abortus Habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi tiga kali berturut – turut atau lebih. Etiologi abortus adalah kelainan genetic (kromosom), kelainan hormonal(imunologik) dan kelainan anatomis.
7)      Abortus Febrialis
Abortus yang disertai rasa nyeri atau febris.
Dasar Diagnosis
Anamnesa        : Panas, perdarahan dan jalan lahir berbau
Pemeriksaan Dalam :
a).    Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba sisa jaringan
b).    Rahim maupun adneksa nyeri pada perabaan
c).    Fluksus berbau

b.      Kehamilan Ektopik
Kehamilan Ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium, rongga perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.  Kehamilan Ektopik dikatakan terganggu apabila berakhir dengan abortus atau rupture tuba. Kejadian kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba. Kejadian kehamilan tuba, 1 dari 150 persalinan (Amerika), angka ini cenderung meningkat.
1).  Patofisiologi
Kehamilan Ektopik terutama terjadi akibat gangguan transportasi ovum yang telah dibuahi dari tuba ke rongga rahim.

2).  Dasar Diagnosis
a). Anamnesis
-   Terlambat haid
-   Gejala subjektif kehamilan laninnya (mual, pusing, dan sebagainya)
-   Nyeri perut, local atau menyeluruh bias sampai pingsang atau nyeri bahu
-   Perdarahan pervaginam
b).  Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan :
(1).             Tanda – tanda syok Hipovolemik
-   Hipotensi
-   Takikardi
-   Pucat, anemis, ekstermitas dingin
(2).             Nyeri Abdomen
-   Perut tegang
-   Nyeri tekan dan nyeri lepas abdomen
c).  Pemeriksaan Ginekologis
Pemeriksaan dengan speculum : ada fluksus, sedikit(+)
Pemeriksaan Dalam
(1).  Nyeri goyang serviks
(2).  Corpus uteri sedikit membesar dan lunak, nyeri pada perabaan
(3).  Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan dapat teraba masa tumor
(4).  Cavum Douglas bisa menonjol karena berisi darah, nyeri tekan (+)

d).  Pemeriksaan Penunjang
1).    Laboratorium
-          Hb, Leukosit
-          Beta hCG
2).    USG
-   Tidak ada kantung kehamilan dalam Cavum uteri
-   Adanya kantong kehamilan di luar cavum uteri
-   Adanya massa kompleks di ruang panggul
3).    Kuldensentis : Untuk mengetahui adanya adarah dalam Cavum Douglas
Diagnosis Laparoskopi
c.       Mola Hidatidosa
Hamil mola adalah suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadiproliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidrofik. Uterus melunak dan adanya janin, cavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian berkembang tidak wajar berbentuk gelembung – gelembunbg seperti anggur.
1).    Klasifikasi
-   Molahidatidosa komplit
-   Molahidatidosa parsial

2).    Faktor Predisposisi
-   Umur sangat muda dan tua
-   Gizi kurang, molahidatidosa banyak ditemukan pada mereka yang kekurangan protein
-   Etnis, lebih banyak ditemukan pada mongoloid dari pada kaukosoid
-   Genetik, wanita dengan balanced translocation mempunyai resiko lebih tinggi
3).    Dasar Diagnosis
Anamnesa :
a). Amenorea
b). Keluhan gestosis antara lain hiperemesis gravidarum
c). Perdarahan
4).    Pemeriksaan Fisik
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
5).    Pemeriksaan Penunjang
-      Kadar Beta HCG lebih tinggi
-      USG ; didapatkan gelembung mola yang vesikel (vesicular ultrasonic pattern)
6). Diagnosis Pasti
-      ­Klinis terlihat adanya gelembung mola yang keluar dari uterus
-      Pemeriksaan patologi anatomi

2.      Hipertensi Gravidarum
Hipertensi Kronik
Hipertensi yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan.
Dasar Diagnosis
a.    Anamnesa
-      Nyeri kepala
-      Gangguan penglihatan
b.   Pemeriksaan Fisik
Tekanan Diastolik > 90 mmHg
c.    Pemeriksaan Penunjang
Protein urine (+)

Superimposed Pre Eklampsi
Hipetensi yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat  oleh kehamilan.
a.    Dasar Diagnosa
1).  Anamnesa
-  Nyeri kepala
-  Gangguan penglihatan
 2).  Pemeriksaan Fisik
Tekanan diastolic 90-110 mmHg
b.   Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine < ++


3.      Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut  pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.
a.       Kista Ovarium
·     Dasar Diagnosa
Anamnesa
-      Nyeri perut
-      Perdarahan ringan
·     Pemeriksaan Fisik
Teraba massa tumor
b.      Apendisitis
·     Dasar Diagnosa
Anamnesa
-                      Nyeri perut bagian bawah
-                      Demam
-                      Nyeri lepas
-                      Mual muntah
-                      Anoreksia
·     Pemeriksaan Fisik
-             Perut membengkak
-             Nyeri di atas Mcburney
·     Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis

c.       Sistisis
·     Dasar Diagnosa
Amnamnesa
-         Disuria
-         Sering berkemih
-         Nyeri perut
·     Pemeriksaan Fisik
Nyeri retro / suprapubik
d.      Pielonefritis Akut
·     Dasar Diagnosa
Anamnesa
-         Disuria
-         Demam tinggi / menggigil
-         Sering berkemih
-         Nyeri perut

 SUMBER PUSTAKA

  • Varney (1997). Varney’s Midwifves.
  • Bennet, V. R. Brown, L. K (1193). Myles Textbook For Midwives.
  • Pusdiknakes: WHO. JHPIEGO. (2001). Buku Asuhan Antenatal.
  • Saifudin, Abdul Bari. (2002). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
  • Puskdiknakes, WHO JHPIEGO (2001) Konsep Asuhan Kebidanan.
  • Ika Pantikawati, dkk(2010) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome Blog Bidan Cantik © 2008. Design By: Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates