Kehamilan merupakan hal yang fisiologis.
Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan
yang dilakukan oleh seorang bidan untuk menapis adanya risiko ini yaitu
melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi / penyakit yang mungkin terjadi
selama hamil muda. Adapun komplikasi ibu dan janin yang mungkin terjadi pada
masa kehamilan muda meliputi perdarahan pervaginam, hipertensi gravidarum
maupun nyeri perut bagian bawah.
1.
Perdarahan Pervaginam
Perdarahan
pervaginam pada hamil muda dapat disebabkan oleh abortus, kehamilan ektopik
atau mola hidatidosa.
a. Abortus
Pengertian
1)
Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup di luar kandungan (
Saifuddin, 2000).
2)
Abortus Spontan adalah abortus terjadi
secara alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut. Terminologi umum untuk masalah ini adalah keguguran atau miscarriage.
3)
Abortus buatan adalah abortus yang
terjadi akibat intervensi tertentu dengan tujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan. Terminology untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau
abortus provokatus.
Jenis
Abortus
1) Abortus
Imminens
Abortus yang mengancam,
perdarahannya bias berlanjut beberapa hari atau dapat berulang. Dalam kondisi
seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. Beberapa
resiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan dalam rahim.
Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal-hal
lain misalnya placenta sign yaitu perdarahan dari pembuluh –pembuluh darah
sekitar placenta.
Dasar Diagnosis
a)
Anamnesis
-
Kram
perut bagian bawah
-
Perdarahan
sedikit dari jalan lahir
b)
.
Pemeriksaan Dalam
-
Fluksus
ada (sedikit)
-
Ostium
uteri tertutup
-
Ukuran
uterus sesuai dengan usia kehamilan
-
Uterus
lunak
c)
.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG
menunjukan :
-
Buah
kehamilan masih utuh, ada tanda kehidupan janin
-
Meragukan
-
Buah
kehamilan tidak baik, janin mati
2) Abortus
Insipiens
Abortus Insipiens
didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak,
kadang-kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi rahim kuat
dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan
ketuban dapat diraba. Kadang – kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian
bagi ibu dan jaringan yang tertinggal dapat menyebabkan infeksi sehingga
evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati ng – kadang
perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan jaringan yang tertinggal
dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin
biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini merupakan
kontraindikasi.
Dasar diagnosis
a).
Anamnesis
-
Diserti nyeri / kontraksi rahim
-
Perdarahan dari jalan lahir
b).
Pemeriksaan Dalam
-
Perdarahan sedang hingga banyak
-
Ostium uteri terbuka
-
Ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan
-
Buah kehamilan masih dalam rahim, belum
terjadi ekspulsi hasil konsepsi
-
Ketuban utuh
3) Abortus
Incomplitus
Didiagnosis
apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina,
tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan placenta). Perdarahan biasanya
terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu.
Serviks terbuka karena masih ada benda di dalam rahim yang di anggap
sebagai benda asing. Oleh karena itu, uterus akan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat
insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan bias diberikan serviks akan menutup kembali.
Bila perdarahan banyak akan terjadi syok.
Dasar Diagnosis
a).
Anamnesis
-
Kram perut bagian bawah
-
Perdarahan banyak dari jalan lahir
b).
Periksa Dalam
-
Perdarahan sedang hingga banyak
-
Teraba sisa jaringan buah kehamilan
-
Ostium uteri terbuka
-
Ukuran uterus sesuai dengan usian
kehamilan
4) Abortus
Complitus
Hasil
konsepsin lahir dengan lengkap pada keadaan ini Curretage tidak perlu dilakukan. Perdarahan segera berkurang
setelah isi rahim dikeluarkan dan selambat – lambatnya dalam 10 hari perdarahan
akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka rahim telah sembuh dan
epitelisasi telah selesai. Serviks dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari
setelah abortus masih ada perdarahan, abortus incomplitus atau endometritis
pasca abortus harus diperkirakan.
Dasar
Diagnosis
a).
Anamnesis
- Nyeri perut bagian bawah sedikit / tidak ada
- Perdarahan dari jalan lahir sedikit
b).
Pemeriksaan Dalam
- Perdarahan bercak
- Teraba sisa jaringan buah kehamilan
- Ostium uteri tertutup, bila ostium uteri terbuka teraba rongga uterus kosong
- Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan.
5) Abortus
Tertunda ( Missed Abortion)
Apabila buah kehamilan
yang tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian janin
kadang – kadang ada perdarahan pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran
abortus imminens. Selanjutnya, rahim tidak membesar bahkan mengecil karena
absorpsi air ketuban dan maserasi janin. Abortus spontsn biasanya berakhir
selambat – lambatnya 6 minggu setelah janin mati, kalau janin mati pada
kehamilan yang masih muda sekali, janin akan lebih cepat dikeluarkan, namun
sebaliknya jika kematian janin terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut, maka
retensi janin akan berlangsung lebih lama.
Dasar Diagnosis
a).
Anamnesis
- Buah
dada kecil
- Tanpa
nyeri
- Perdarahan
bias ada / tidak
b).
Pemeriksaan Fisik
- Hilangnya
tanda kehamilan
- Tidak
ada bunyi jantung
- Berat
badan menurun
- Fundus
uteri lebih kecil dari umur kehamilan
c).
Pemeriksaan Penunjang
- USG
: tampak janin tidak utuh dan membentuk gambaran kompleks
- Laboratorium
: Hb, Trombosit, Fibrinogen, waktu arahan, waktu pembekuan dan waktu promtombin
6) Abortus
Habitualis
Merupakan abortus
spontan yang terjadi tiga kali berturut – turut atau lebih. Etiologi abortus
adalah kelainan genetic (kromosom), kelainan hormonal(imunologik) dan kelainan
anatomis.
7) Abortus
Febrialis
Abortus yang disertai
rasa nyeri atau febris.
Dasar Diagnosis
Anamnesa : Panas, perdarahan dan jalan lahir
berbau
Pemeriksaan Dalam :
a).
Ostium uteri umumnya terbuka dan teraba
sisa jaringan
b).
Rahim maupun adneksa nyeri pada perabaan
c).
Fluksus berbau
b. Kehamilan
Ektopik
Kehamilan Ektopik adalah
kehamilan yang terjadi diluar rahim, misalnya dalam tuba, ovarium, rongga
perut, serviks, partsinterstisialis tuba atau dalam tanduk rudimenter
rahim. Kehamilan Ektopik dikatakan
terganggu apabila berakhir dengan abortus atau rupture tuba. Kejadian kehamilan
ektopik terjadi di dalam tuba. Kejadian kehamilan tuba, 1 dari 150 persalinan
(Amerika), angka ini cenderung meningkat.
1).
Patofisiologi
Kehamilan
Ektopik terutama terjadi akibat gangguan transportasi ovum yang telah dibuahi
dari tuba ke rongga rahim.
2).
Dasar Diagnosis
a).
Anamnesis
- Terlambat
haid
- Gejala
subjektif kehamilan laninnya (mual, pusing, dan sebagainya)
- Nyeri
perut, local atau menyeluruh bias sampai pingsang atau nyeri bahu
- Perdarahan
pervaginam
b).
Pemeriksaan Fisik
Dapat
ditemukan :
(1).
Tanda – tanda syok Hipovolemik
- Hipotensi
- Takikardi
- Pucat,
anemis, ekstermitas dingin
(2).
Nyeri Abdomen
- Perut
tegang
- Nyeri
tekan dan nyeri lepas abdomen
c).
Pemeriksaan Ginekologis
Pemeriksaan
dengan speculum : ada fluksus, sedikit(+)
Pemeriksaan
Dalam
(1). Nyeri goyang serviks
(2). Corpus uteri sedikit membesar dan lunak, nyeri
pada perabaan
(3). Kanan / kiri uterus : nyeri pada perabaan dan
dapat teraba masa tumor
(4). Cavum Douglas bisa menonjol karena berisi
darah, nyeri tekan (+)
d).
Pemeriksaan Penunjang
1).
Laboratorium
-
Hb, Leukosit
-
Beta hCG
2).
USG
- Tidak
ada kantung kehamilan dalam Cavum uteri
- Adanya
kantong kehamilan di luar cavum uteri
- Adanya
massa kompleks di ruang panggul
3).
Kuldensentis : Untuk mengetahui adanya
adarah dalam Cavum Douglas
Diagnosis
Laparoskopi
c. Mola
Hidatidosa
Hamil mola adalah suatu
kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi
embrio tetapi terjadiproliferasi dari vili korialis disertai dengan degenerasi
hidrofik. Uterus melunak dan adanya janin, cavum uteri hanya terisi oleh
jaringan seperti rangkaian buah anggur korialis yang seluruhnya atau sebagian
berkembang tidak wajar berbentuk gelembung – gelembunbg seperti anggur.
1).
Klasifikasi
- Molahidatidosa
komplit
- Molahidatidosa
parsial
2).
Faktor Predisposisi
- Umur
sangat muda dan tua
- Gizi
kurang, molahidatidosa banyak ditemukan pada mereka yang kekurangan protein
- Etnis,
lebih banyak ditemukan pada mongoloid dari pada kaukosoid
- Genetik,
wanita dengan balanced translocation mempunyai
resiko lebih tinggi
3).
Dasar Diagnosis
Anamnesa :
a). Amenorea
b). Keluhan gestosis
antara lain hiperemesis gravidarum
c). Perdarahan
4).
Pemeriksaan Fisik
Uterus lebih besar dari
usia kehamilan
5).
Pemeriksaan Penunjang
- Kadar
Beta HCG lebih tinggi
- USG
; didapatkan gelembung mola yang vesikel (vesicular
ultrasonic pattern)
6).
Diagnosis Pasti
- Klinis
terlihat adanya gelembung mola yang keluar dari uterus
- Pemeriksaan
patologi anatomi
2.
Hipertensi Gravidarum
Hipertensi
Kronik
Hipertensi
yang menetap oleh sebab apapun, yang sudah ditemukan pada umur kehamilan kurang
dari 20 minggu, atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan.
Dasar
Diagnosis
a.
Anamnesa
- Nyeri
kepala
- Gangguan
penglihatan
b.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Diastolik >
90 mmHg
c.
Pemeriksaan Penunjang
Protein urine (+)
Superimposed
Pre Eklampsi
Hipetensi
yang sudah ada sebelum kehamilan dan diperberat
oleh kehamilan.
a.
Dasar Diagnosa
1). Anamnesa
- Nyeri kepala
- Gangguan penglihatan
2).
Pemeriksaan Fisik
Tekanan diastolic 90-110
mmHg
b.
Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine < ++
3.
Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri
perut pada kehamilan 22 minggu atau
kurang. Hal ini mungkin gejala utama kehamilan ektopik atau abortus.
a. Kista
Ovarium
·
Dasar Diagnosa
Anamnesa
- Nyeri
perut
- Perdarahan
ringan
·
Pemeriksaan Fisik
Teraba massa tumor
b. Apendisitis
·
Dasar Diagnosa
Anamnesa
-
Nyeri perut bagian bawah
-
Demam
-
Nyeri lepas
-
Mual muntah
-
Anoreksia
·
Pemeriksaan Fisik
-
Perut membengkak
-
Nyeri di atas Mcburney
·
Pemeriksaan Penunjang
Leukositosis
c. Sistisis
·
Dasar Diagnosa
Amnamnesa
-
Disuria
-
Sering berkemih
-
Nyeri perut
·
Pemeriksaan Fisik
Nyeri retro / suprapubik
d. Pielonefritis
Akut
·
Dasar Diagnosa
Anamnesa
-
Disuria
-
Demam tinggi / menggigil
-
Sering berkemih
-
Nyeri perut
SUMBER PUSTAKA
- Varney (1997). Varney’s Midwifves.
- Bennet, V. R. Brown, L. K (1193). Myles Textbook For Midwives.
- Pusdiknakes: WHO. JHPIEGO. (2001). Buku Asuhan Antenatal.
- Saifudin, Abdul Bari. (2002). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
- Puskdiknakes, WHO JHPIEGO (2001) Konsep Asuhan Kebidanan.
- Ika Pantikawati, dkk(2010) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).
0 komentar:
Posting Komentar