Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil
yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal
pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat
genitalia pada waktu persalinan dan nifas.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu,
sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari
kematian pada masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya
disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pasca
persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya
persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
a.
PERDARAHAN PERVAGINAM
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml
setelah bersalin didefenisikan sebagai perdarahan pasca persalinan. Terdapat
beberapa masalah mengenai defenisi ini :
o Perkiraan
kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya
setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau
dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan
di lantai.
o Volume
darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar haemoglobin
ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat
dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
o Perdarahan
dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Ø Penilaian
resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua
wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca
persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan
ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase persalinan.
Ø Pendarahan
ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di 2 jam pertama. Kalau
terjadi pendarahan maka tinggi rahim akan bertambah naik, tekanan darah
menurun, denyut nadi ibu menjadi cepat.
1). Klasifikasi
klinis
Ø
Pendarahan pasca persalinan primer yakni
pendarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab: atonia uteri, retensio
plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir.
Ø
Perdarahn pasca persalinan skunder, yakni
pendarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama.
Ø
Penyebab: robekan jalan lahir dan sisa plasenta
atau membran.
2). Etiologi dan faktor perdisposisi
Penyebab pendarahan pasca salin ada beberapa sebab antara lain:
Ø
Atonia uteri (> 75%), atau uteri tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta
telah lahir).
Ø
Robekan (laserasi, luka) jalan lahir atau robekan yang terjadi pada
jaln lahir bisa di sebabkan oleh robekan
Ø
Spontan atau memang sengaja di lakukan
episiotomi, robekan jalan lahir dapat terjadi ditempat:Robekan serviks,
perlukaan vagina, perlukaan perineum.
Ø
Retensio plasenta dan sisa plasenta (plasenta
tertahan di dalam rahim baik sebagian atau seluruhnya)
Ø
Inversio uterus (uterus keluar dari rahim)
Ø
Gangguan pembekuan darah (koagulopati)
3). Penanganan umum
Ø
Hentikan pendarahan
Ø
Cegah atau atasi syok
Ø
Ganti darah yang hilang: diberi infus cairan ( larutan
garam fisiologis, dan sebagainya, kalau perlu oksigen ).
b. INFEKSI
MASA NIFAS
Infeksi nifas merupakan masuknya
bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah melahirkan. Kenaikan suhu
sampai 38 derajat serius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca
persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
v Etiologi
Organisme
pada bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat persalinan adalah:
-
Kuman anaerob : kokus gram positif (pespoptreptokok,
peptokok, bakteriodes & clostridium)
-
Kuman aerob : gram positif & E coli.
v Faktor
perdisposisi
-
Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh
-
Partus lama dengan ketuban pecah lama
-
Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban
dan bekuan darah
-
Teknik aseptik yang tidak baik dan benar
-
Pemeriksaan vagina selama persalinan
-
Manipulasi intra uterus
-
Trauma/luka terbuka
-
Hematom & hemoragi(darah hilang lebih dari
1000ml)
-
Perawatan perineum yang tidak tepat
-
Infeksi vagina/serviks atau penyakit menular seksual
yang tidak ditangani
v Patofisiologi
-
Setelah
kala III daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter 4 cm.
Permukaannya tidak rata berbenjol-benjol terkena banyaknya vena yang di tutupi
trombus.
-
Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk
tumbuhnya kuman & masuknya jenis yang patogen dalam tubuh wanita.
-
Serviks sering mengalami perlukaan pada
persalinan, demikian vulva, vagina & perineum, yang merupakan tempat
masuknya kuman patogen.
v Infeksi
Masa Nifas dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
Infeksi
yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks & endometrium
Penyebaran
dari tempat tersebut melalui vena, melalui jalan limfe & melalui permukaan
endometrium.
Tanda
& Gejala
Infeksi
akut di tandai dengan demam, sakit di daerah infeksi berwarna kemerahan, fungsi
organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbrntuk:
-
Infeksi lokal
Pembengkakn
luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit, pengeluaranlochia
bercampur nanah, temperatur badan meningkat.
-
Infeksi umum
Tampak
sakit dan lemah, tekanan darah menurun, pernafasan meningkat dan terasa sesak,
kesadaran gelisah sampai menurun dan koma, terjadi gangguan involusi uterus,
lochea berbau dan bernanah serta kotor.
v Faktor
Perdisposisi terjadinya infeksi yaitu:
-
Persalinan yang berlangsung lama sampai terjadi
persalinan terlantar
-
Tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan
bekuan darah
-
Ketuban pecah dini
-
Keadaan umum yang menurun
v Pencegahan
a)
Lakukan mobilisasi dini sehingga darah lochea
keluar dengan lancar
b)
Perlukaan dirawat dengan baik
c)
Rawat gabung dengan isolasi untuk mengurangi
infeksi nosokomial.
c. SAKIT
KEPALA NYERI EPIGASTRIK, PENGLIHATAN KABUR
Wanita
yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila
disertai dengan tekanan darah yang tinggi
Penanganan
:
o
Jika ibu sadar periksa nadi, tekanan darah,
pernafasan.
o
Jika ibu tidak bernafas periksa lakukan
ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu dan jika
pernafasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan beri oksigen 4-6 liter
per menit.
o
Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan
nafas, baringkan pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
d.
PEMBENGKAKAN DI WAJAH ATAU EKSTERMITAS
v Periksa
adanya varises
v Periksa
kemerahan pada betis
v Periksa
apakah tulang kering,pergelangan kaki, kaki oedema (perhatikan adanya oedema
pitting)
e.
DEMAM, MUNTAH, RASA SAKIT WAKTU BERKEMIH
v Organisme
yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum.
Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur E. Coli memiliki pili yang
meningkatkan virulensinya .
v Pada masa
nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam
vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau
spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa
tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra
atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan terutama saat infuse oksitosin
dihentikan terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan
distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateterisasi untuk
mengeluarkan air yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih.
f.
PAYUDARA YANG
BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS,
dan TERASA
SAKIT.
Payudara bengkak yang tidak disusui
secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit,
akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan
terjadinya payudara bengkak. B.H yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental
engorgement. Kalau tidak disusu dengan adekuat, bisa terjadi mastitis.
Ibu
yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah terkena infeksi.
Gejala
:
•
Bengkak, nyeri seluruh payudara/ nyeri lokal.
•
Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
•
Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol)
•
Panas badan dan rasa sakit umum.
Pencegahan
:
1. Menyusui bayi segera setelah lahir dengan
posisi dan perlekatan yang benar
2. Menyusui bayi tanpa jadwal ( on
demand )
3. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa
bila produksi melebihi kebutuhan bayi
4. Jangan memberikan minuman lain pada bayi
sebelum bayi umur 6 bulan
5. Lakukan perawatan payudara ( Berast Care )
Penatalaksanaan
:
Ø
Menyusui
diteruskan. Pertama bayi disusukan pada payudara yang terkena edema dan
sesering mungkin, agar payudara kosong kemudian pada payudara yang normal.
Ø
Berilah
kompres panas, bisa menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada
payudara yang terkena.
Ø
Ubahlah
posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi tiduran, duduk atau
posisi memegang bola (football position)
Ø
Pakailah
baju B. H yang longgar
Ø
Istirahat
yang cukup , makanan yang bergizi
Ø
Banyak
minum sekitar 2 liter per hari
Ø
Dengan
cara-cara seperti tersebut di atas biasanya peradangan akan menghilang setelah
48 jam, jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi apabila dengan cara-cara
seperti tersebut di atas tidaka da perbaikan setelah 12 jam, maka diberikan
antibiotik selama 5-10 hari dan analgesia.
g. KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG
LAMA
Sesudah anak lahir, ibu akan
merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas
memberikan minuman atau makanan untuk ibu yang bersifat ringan. Biasanya ibu
tidak ingin makan sampai kehilangan nafsu makan disebabkan adanya kelelahan
yang amat berat sehingga nafsu makan pun tergangggu. Kelelahan yang sangat
berat inilah yang mengganggu nafsu makan ibu pada nifas. Berikanlah makanan
yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan
keadaan kembali.
Penyebab
Hilangnya nafsu makan ibu :
1. Post Partum blues
2. Kurangnya dukungan keluarga ( terutama
suami )
3. Ibu mengidap suatu penyakit dalam
pencernaan atau anggota tubuh
4. Keadaan ekonomi yang tidak mendukung
5. Kurang istirahat
Penatalaksanaan
:
Ø
Dengan
pendekatan atau bimbingan psikiatri
Ø Anjurkan ibu untuk makan makanan yang
segar dan bervariasi setiap hari yaitu :
-
Makanan
yang mengandung sumber protein nabati dan hewani seperti : daging, telur, kacang-kacangan,
ayam, dll
-
Makanan
sumber karbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, ubi, dll
-
Sayuran,
seperti : bayam, kangkung,dll dan buah –buahan seperti jeruk, pisang, papaya,
dll
Ø Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit
tapi sering
Ø Anjurkan ibu untuk minum tablet tambah
darah
h. RASA SAKIT, MERAH, LUNAK dan PEMBENGKAKAN
DI KAKI
v Rasa sakit
Rasa sakit yang disebut after pain ( mules – mules ) disebabkan
kontraksi Rahim, biasanya berlangsung 2 – 4 hari pasca persalinan. Perlu
diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu
dapat diberikan obat pengurang rasa sakit.
v
Kemerahan
Kemerahan pada ibu nifas disebabkan
karena pada ibu nifas terbentuk thrombus ( munculnya ) vena – vena kecil yang
mengalami pengembangan. Selain itu, vena – vena juga mengalami dilatasi (
pembukaan ) sehingga sering terjadinya pembengkakan tersebut, maka akan tampak
kaki kemerah-merahan serta lunak dan menimbulkan sedikit rasa sakit pada kaki,
atau disebabkan pada saat persalinan, kandung kemih tidak dikosongkan sehingga
cairan tersebut turun kebagian lateral / kaki.
v
Nyeri
tekan
Selama masa nifas , dapat terbentuk
thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi dan
mungkin lebih sering mengalaminya. Rasa sakit yang berlebihan pada masa nifas
berkemungkinan besar jika pada masa kehamilan ibu juga mengalaminya.
Factor Predisposisi, yaitu :
1.
Obesitas
2.
Peningkatan
umur ibu dan tingginya paritas
3.
Riwayat
sebelumnya
4.
Anastesi
dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada pembuluh vena
5.
Anemia
Maternal
6.
Hipotermi
, penyakit jantung
7.
Endometritis
8.
Varicositis
Tanda – tanda dan gejala yang timbul :
a.
Timbul
secara akut
b.
Timbul
rasa nyeri akibat tertekan ( nyeri tekan permukaan )
v
Pembengkakan
pada kaki
Kaki bengkak ( ankle edema ) adalah pembengkakan pada tungkai bawah yang
disebabkan penumpukan cairan pada kaki tersebut. Factor yang berperan adalah
kadar protein ( albumin ) dalam darah rendah, fungsi pompa jantung menurun,
sumbatan pembuluh darah atau pembuluh limfe, penyakit liver dan ginjal kronis,
posisi tungkai terlalu lama tergantung.
i.
MERASA
SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH SENDIRI BAYINYA DAN DIRINYA SENDIRI
Pada
minggu – minggu awal setelah persalinan, ibi post partum cenderung akan
mengalami perasaan – perasaan yang tidak pada umumnya, seperti merasa sedih,
atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri.
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional
bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa
nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan
setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi
Penanganan :
-
Posisi
tidur yang baik
-
Menganjurkan
ibu untuk senam nifas akan mencegah pembengkan pada kaki
-
Memberikan
dukungan emosional kepada ibu serta keluarganya
Sumber Pustaka
·
Seller P. 1993. Midwifery
Vol. I
·
V Ruth Bennet dan Linda. 1999. Myles Textbook For Midwifery.
·
Varney
.2007. Varney’s Midwifves.
·
Pusdiknakes. WHO, JIHPIEGO. 2001. Buku IV Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas;
·
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.
·
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
·
Anggraini,
Yetti, 2010, Asuhan Kebidanan Masa Nifas