Kamis, 27 Februari 2014

Kelas Ibu Hamil

Mata Kuliah                              : Desa Siaga
Pokok Bahasan                          : Kelas Ibu Hamil, dan Kelas Ibu Balita
Dosen                                         : Wenny Indah Purnama Eka Sari, SST

 OBJEKTIF PERILAKU MAHASISWA
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengertian dan  pembentukan kelas ibu hamil dan ibu balita.
SUMBER PUSTAKA
·         Depkes RI. 2006. Pedoman pelaksanaan pengembangan desa siaga, pusat promosi kesehatan. Jakarta
·         Depkes RI. 2006. Petunjuk teknis pengembangan dan penyelenggaraan poskesdes. Jakarta
·         Kepmenkes  RI. 2006. Pedoman pelaksanaan desa siaga. Jakarta
·         Depkes RI. 1983. Pendekatan edukatif suatu alternative pendekatan dalam pembangunan masyarakat.  Jakarta
·         Depkes RI. 2006.  Sistem pendekatan Penanggulangan Kegawatdaruratan Terpadu. Jakarta : Direktorat Bina Medik
·         Pusdiklat. 2006. modul pelatihan PMKK. Jakarta
·         Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta
·         Kemenkes RI. 2013. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Balita. Jakarta

BAHAN DAN SUMBER
·         Hand Out
·         Laptop
·         LCD

URAIAN MATERI

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskanpada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada kelompokyang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan dan pengasuhan bayi itulah program Kelas Ibu-Balita dilaksanakan. Setelah mengikuti Kelas Ibu-Balita para ibu diharapkan mengalami perubahan prilaku yang signifikan, selanjutnya terjadi penurunan angka kematian bayi akibat kesalahan dalam perawatan dan pengasuhan serta peningkatan kualitas tumbuh kembang anak.
 
KELAS IBU HAMIL
A.      PENGERTIAN
       Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini terdapat beberapa informasi tentang kehamilan. Akan tetapi, tidak semua informasi penting termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah program Kelas Ibu Hamil.
B.      TUJUAN 
Ø  Tujuan Umum :
Meningkatkan pengetahuan, merubah  sikap dan perilaku ibu agar    memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

Ø  Tujuan Khusus : 
1.        Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu hamil dengan ibu  hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan.
2.        Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a.        Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu?, perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umumsaat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet
tambah darah untuk penanggulangan Anemia).
b.        Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan
suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, tanda
bahaya kehamilan dan P4K).
c.        Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan).
d.        Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e.        KB pasca persalinan.
f.         Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian vit.K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g.        Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak.
h.        Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan serta
penanggulangan malaria pada ibu hamil).
i.         Akte kelahiran.

C.      SASARAN KELAS IBU HAMIL
ü  Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36 minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
ü  Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

D.      PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL 
Kelas ibu hamil dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, LSM dan mayarakat.
1.        Fungsi dan peran  (Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas.
a).  Provinsi :
-    Menyiapkan tenaga pelatih
-    Mendukung pelaksanaan kelas ibu hamil (sarana prasarana)
-    Monitoring dan eveluasi
b).  Kabupaten :
-    Menyiapkan tenaga fasilitator 
-    Bertanggungjawab atas terlaksananya kelas ibu hamil (dana, sarana dan prasarana)
-    Monitoring dan evaluasi
c).  Puskesmas :
-       Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan kelas ibu hamil di wilayah kerjanya.
-       Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
(identifikasi calon peserta, koordinasi dengan stake holder, fasilitasi pertemuan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan).

2.        Fasilitator dan nara sumber
Fasilitator kelas ibu hamil adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan dan setelah itu diperbolehkan untuk malaksanakan fasilitasi kelas ibu hamil.
Dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, fasilitator dapat meminta bantuan narasumber untuk
menyampaikan materi bidang tertentu.
Nara sumber adalah tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian di bidang tertentu untuk mendukung kelas ibu hamil.
  
3.        Sarana dan prasarana
Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4 x 5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
o   Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada 
o   Buku KIA
o   Lembar balik kelas ibu hamil
o   Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil
o   Buku pegangan fasilitator
o   Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kanguru, dll) jika ada
o   Tikar/karpet (matraks)
o   Bantal, kursi (jika ada)
o   Buku senam hamil


E.       TAHAPAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL
Bebarapa tahapan yang dilakukan untuk melaksanakan kelas ibu hamil :
1.        Pelatihan bagi pelatih
2.        Pelatihan bagi fasilitator
3.        Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stake holder
4.        Persiapan pelaksanaan kelas ibu hamil
5.        Pelaksanaan kelas ibu hamil
6.        Monitoring, evaluasi dan pelaporan                         

F.       KEGIATAN PELAKSANAAN 
Analisa Singkat
Melakukan analisa kebutuhan sebelum melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil. Misalnya : siapa tim fasilitator yang akan memfasilitasi pertemuan, pakah diperlukan nara sumber atau bagaimana persiapan materi dan alat bantu sudah lengkap atau perlu ditambah dengan alat bantu lainnya, dll. 


Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil 
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil disampaikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamiltetapi tetap mengutamakan materi pokok. Setiap akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, bagi ibu hamil yang mempunyai usia kehamilan > 20 minggu. Senam ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika dilaksanakan, setelah sampai di rumah diharapkan dapat dipraktekan.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15 - 20 menit
G.      MATERI KELAS IBU HAMIL  
1.        PERTEMUAN I
v  Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan.
-          Apa itu kehamilan?
-          Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
-          Apa saja yang perlu dilakukan ibu
-          Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah anemia. 
v  Perawatan Kehamilan. 
-          Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
-          Hubungan suami isteri selama kehamilan.
-          Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
-          Tanda - tanda bahaya kehamilan
-          Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2.        PERTEMUAN II  
v  Persalinan
-          Tanda - tanda persalinan
-          Tanda bahaya pada persalinan
-          Proses persalinan
-          Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
v  Perawatan Nifas
-          Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui eksklusif?
-          Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
-          Tanda - tanda bahaya nifas
-          KB post partum
v  Perawatan Bayi baru lahir
-          Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
-          Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
-          Tanda bahaya BBL
-          Pengamatan perkembangan bayi/anak 
-          Pemberian imunisasi pada BBL
v  Mitos
 -     Penggalian dan penelusuran mitos yang  berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
v  Penyakit menular
-          Infeksi Menular Seksual (IMS)
-          Informasi dasar HIV/AIDS
-          Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
v  Akte kelahiran

H.      MONITORING, EVALUASI
1)       MONITORING
Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta masalah  dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan  pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan   berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.
2)       EVALUASI
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif  pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil  berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan.  Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan evaluasi  bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
  
3)       INDIKATOR KEBERHASILAN
 * Indikator Input :
-          ...% petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil
-           ...% ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
-           ...% suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil
-           ...% kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
 * Indikator Proses
-          Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan  peyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA.
-          Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi
-          Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu
 * Indikator Output :
-          ...% peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA
-          ...% ibu yang datang pada K4
-          ...% ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan
-          ...% ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
-          ...% ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes
-          ...% KN
-          ...% IMD
-          ...% kader dalam keterlibatan penyelenggaraan
4)       PELAPORAN
Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Pelaporan  disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil.
Isi laporan minimal tentang :
a)       Waktu pelaksanaan
b)       Jumlah peserta
c)       Proses pertemuan
d)       Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
e)       Hasil evaluasi

Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes dan Post-tes. Dengan ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima pembelajaran dan sesudah menerima pembelajaran.







0 komentar:

Posting Komentar

 

Welcome Blog Bidan Cantik © 2008. Design By: Buy Engagement Rings | Infidelity in Marriage by Blogger Templates